Minggu, 24 April 2011

Wabah atau Kejadian Luar Biasa

         Selain kata wabah dikenal pula letusan (outbreak) dan kejadian luar biasa (KLB). Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu disebut outbreak atau serangan penyakit, sedangkan dikatakan epidemi apabila pada lingkup yang lebih luas dan dikatakan pandemi jika pada lingkup global. Sejarah dirintisnya metoda investigasi wabah dimulai dengan adanya penemuan kuman kolera oleh John Snow sehingga ia dikenal dengan moteda investigasi wabah kolera di London. Secara umum, wabah adalah istilah untuk menyebutkan kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan pada banyak orang, maupun untuk menyebut penyakit yang menyebar tersebut. selain itu, para ahli epidemiologi juga menyumbangkan ide tentang definisi wabah, diantaranya :
1. Berdasarkan kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) : wabah berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas.
2. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (1981) : wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah yang terjangkit.
3. Benenson (1985) ; wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada penduduk suatu daerah yang nyata jelas melebihi jumlah yang biasa.
4. Last (1981) : wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat dapat nerupa penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan atau kejadian lain yang berhubungan dengan kesehatan yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa.
5. Kejadian luar biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
Pada peraturan yang berlaku di Indonesia, pengertian wabah dapat dikatakan sama dengan epidemi yaitu, berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi keadaan yang lazim paada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (UU 4/1984). Pada kenyataannya yang terjadi di Indonesia pernyataan adanya wabah hanya boleh ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Menurut Permenkes 560/MENKES/PER/VIII/1989, penyakit yang berpotensial menimbulkan wabah,diantaranya adalah :

1. Kholera
2. Pes
3. Demam Kuning
4. Demam Bolak-balik
5. Tifus Bercak wabah
6. DBD
7. Campak
8. Polio
9. Difteri
10. Pertusis
11. Rabies
12. Malaria
13. Influenza
14. Hepatitis
15. Tifus Perut
16. Meningitis
17. Ensefalitis
18. Antraks

         Kriteria KLB atau Wabah
Suatu penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Timbulnya suatu penyakit/penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal.
2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian, dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (hari, minggu, bulan, tahun).
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
5. Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dari tahun sebelumnya.
6. Case Fatality Rate (CFR) dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibanding dengan CFR dari periode sebelumnya.
7. Propotional rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding periode yang sama dan kurun waktu atau tahun sebelumnya.
8. Beberapa penyakit khusus : kolera, DHF/DSS
o Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah endemis).
o Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan.
9. Beberapa penyakit yang dialami 1 atau lebih penderita :
a) Keracunan makanan
b) Keracunan pestisida
Faktor yang menimbulkan wabah
Salah satu faktor yang menyebabkan wabah adalah herd immunity. Herd immunity adalah bentu kekebalan penduduk pada suatu tempat terhadap suatu penyakit sehinga menghindari terjadinya wabah. Semakin herd immunity penduduk semakin kecil penduduk tersebut berisiko terjadinya wabah. Herd immunity dapat timbul karena perilaku masyarakat tersebut yang sehat sehingga secara tidak langsung mencegah mereka terserang penyakit baik menular maupun tidak menular. Sustu keadaan penduduk yang mengindarkan mereka pada kejadian epidemi tergantung pada seberapa besar penduduk tersebut yang kebal, kemampuan penyakit tersebut untuk menyebar dan mendobrak daya imun penduduk dan kebiasaan sehat yang diterapka oleh penduduk tersebut.
         Apa yang seharusnya kita lakukan agar fenomena Wabah/ KLB dapat dicegah..? Pengungkapan adanya wabah yang sering dilakukan atau didapatkan adalah dengan deteksi dari analisis data surveilans rutin atau adanya laporan petugas, pamong, atau warga yang cukup peduli. Alasan dilakukan penyelidikan adanya kemungkinan wabah adalah :
• Mengadakan penanggulangan dan pencegahan :
1. Ganas tidaknya penyakit
2. Sumber dan cara penularan
3. Ada/tidakya cara penanggulangan dan pencegahan
• Kesempatan mengadakan penelitian dan pelatihan
• Pertimbangan program
• Kepentingan umum, politik dan hukum
          Penanggulangan KLB dikenal dengan nama Sistem Kewaspadaan Dini (SKD-KLB), yang dapat diartikan sebagai suatu upaya pencegahan dan penanggulangan KLB secara dini dengan melakukan kegiatan untuk mengantisipasi KLB. Kegiatan yang dilakukan berupa pengamatan yang sistematis dan terus-menerus yang mendukung sikap tanggap/waspada yang cepat dan tepat terhadap adanya suatu perubahan status kesehatan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data kasus baru dari penyakit-penyakit yang berpotensi terjadi KLB secara mingguan sebagai upaya SKD-KLB. Data-data yang telah terkumpul dilakukan pengolahan dan analisis data untuk penyusunan rumusan kegiatan perbaikan oleh tim epidemiologi (Dinkes Kota Surabaya, 2002).
Standarisasi Penyelenggeraan SKD
Contoh : penyakit malaria
• Standarisadi Teknis
1. Periode peringatan dini sistem kewaspadaan dini (SKD) Malaria
a) Sumber data untuk SKD : form W2 (laporan mingguan penyakit menular)
b) Analisa dan penyajian data : data malaria dan data lainnya dimasukkan pada tabel SKD meliputi jumlah per minggu ( klinis, Plasmodium positif, dll) dan data pendukung lainnya
c) Jenis kegiatan :
 Pengamatan terus menerus terhadap : kasus penyakit malaria, kematian yang disebabkan, jentik, vektor (nyamuk dewasa)
ü
 Pengamatan secara periodik terhadap : vektor secara longitudinal
ü maupun spot dan pengamatan perilaku masyarakat di daerah endemis atau ppotensial KLB, misalnya migrasi dan pola pekerjaan
 Pengamatan sewaktu (insidentil) : angka curah hujan
ü
 Analisa terhadap hasil pengamatan
ü

Tidak ada komentar:

Posting Komentar